Amankah Berolahraga di Luar Saat Pandemi?

Hasil penelitian ilmiah di Belgia-Belanda menunjukkan bahwa pada saat pandemi seperti ini, setiap orang dilarang untuk berjalan/berlari/bersepeda secara berdekatan. Nah, berapakah jarak yang ideal antara dua orang yang sedang berolahraga?

Entah mengapa, Sosok Itu memperhatikan bahwa dengan adanya wabah Covid-19 ini jumlah masyarakat yang peduli akan kesehatan tubuh makin meningkat. Pengamatannya didasarkan pada aktivitas warga yang tinggal di Komplek GBA Barat Ciganitri, tempatnya tinggal. Hasilnya, makin banyak warga yang senang berolahraga.

Ada yang senang berjalan berkeliling komplek, berlari-lari kecil, bersepeda, atau bahkan hanya sekadar berjemur saja. Alhamdulillah momen ini patut disyukurinya karena menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang peduli pada kesehatannya. Ya, hal ini dikarenakan adanya info bahwa tubuh yang sehat akan menguatkan imunitas.

Bang Aswi

Imunitas yang kuat tentu akan mampu menangkal serangan virus Corona. Kuncinya itu. Hanya saja yang menjadi pertanyaan adalah … seberapa amankah berolahraga di luar rumah saat pandemi seperti ini? Apalagi dengan adanya Pergub DKI Jakarta No. 33 Tahun 2020 yang tidak memperbolehkan adanya kegiatan di tempat atau fasilitas umum di Jakarta.

Dilansir dari detikcom pada hari Kamis (9/4/2020), disebutkan bahwa pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini ternyata ada sejumlah kegiatan yang dikecualikan. Salah satunya adalah kegiatan olahraga secara mandiri. Meski begitu tetap ada batasannya, yaitu hanya boleh dilakukan di sekitar rumah.

Pasal 15
(1) Kegiatan olahraga secara mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf b, dapat dilakukan secara terbatas oleh penduduk di luar rumah selama pemberlakuan PSBB.
(2) Kegiatan olahraga secara mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan ketentuan:
a. dilakukan secara mandiri dan tidak berkelompok; dan
b. dilaksanakan secara terbatas pada area sekitar rumah tinggal.

Banner_Covid

Setiap negara menerapkan kebijakan berbeda soal berapa jarak yang aman jika kita ingin beraktivitas atau berolahraga di luar. Kebanyakan menerapkan jarak 1-2 meter. Namun kenyataannya jarak ini hanya efektif ketika masing-masing orang sedang diam dan pada kondisi kecepatan angin sedang rendah (tidak ada angin).

Jadi … kalau ada yang berjalan, berlari, atau bersepeda, berdasarkan tulisan Jurgen Thoelen yang dimuat pada mediumcom tanggal 8 April, maka droplet bersin/batuknya tetap akan tertinggal di udara. Oya, droplet adalah cairan tubuh manusia (partikel saliva) yang keluar dari mulut/hidung.

Droplet ini bisa terpercik/keluar saat seseorang berbicara, bersin, atau batuk dimana ukurannya begitu kecil sehingga bisa terbawa oleh angin. Kumpulan droplet inilah yang disebut awan droplet. Nah, berdasarkan hasil penelitian dari KU Leuven (Belgia) dan TU Eindhoven (Belanda), otomatis orang yang berada di belakangnya akan melewati awan droplet tersebut.

Lari dan Droplet

Hasil penelitian di atas diujicobakan pada dua kondisi, tepat di belakang (satu garis) atau diagonal. Agar mudah diteliti, droplet dibuat agar tampak terlihat dalam grafik animasi. Memang benar kalau droplet akan tampak terlihat jelas dalam jumlah yang banyak saat seseorang sedang bersin atau batuk.

Namun penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang sedang berbicara atau hanya bernafas saja ternyata bisa mengeluarkan droplet, meski jumlahnya kecil. Titik-titik merah menunjukkan partikel yang berukuran besar. Meski ia memiliki tingkat kontaminasi yang tinggi tetapi partikel besar ini cepat jatuh ke bawah.

“Pada saat seseorang berlari dan menembus awan droplet tersebut, droplet ternyata bisa menempel pada pakaiannya,” ujar Profesor Bert Blocken. Ini yang patut digarisbawahi. Itulah mengapa setelah melakukan aktivitas/olahraga di luar, alangkah baiknya jika pakaian yang dikenakan langsung dicuci.

Droplet dan Kontaminasinya

Pada simulasi yang melibatkan dua orang ketika berjalan/berlari dengan kondisi tidak ada angin, orang yang berada pada posisi diagonal dari orang pertama di depannya memiliki tingkat kontaminasi yang rendah. Pada kondisi tepat di belakang orang pertama, tingat kontaminasinya menjadi tinggi.

Jadi kesimpulannya adalah … saat berjalan atau berlari, lebih baik tidak berada tepat di belakang seseorang. Lalu, berapa jarak yang aman saat berjalan/berlari jika berada dalam satu garis lurus? Ternyata adalah … 4-5 meter kalau sedang berjalan dan 10 meter kalau sedang berlari atau bersepeda santai. Kalau bersepeda dengan kecepatan tinggi, lebih baik dijaga jaraknya sampai 20 meter lebih.[]

Catatan Tambahan: Perlu diketahui bahwa penelitian di atas dilakukan dengan subjek yang tidak menggunakan masker. Patut diperhatikan juga bahwa upaya mencegah akan jauh lebih baik daripada mengobati. Artinya, olahraga di luar itu bukanlah hal penting dalam kondisi seperti saat pandemi ini. Olahraga masih bisa dilakukan di sekitar rumah, baik di dalam maupun di pekarangan. Kita tidak pernah tahu udara mana yang bebas dari droplet yang mengandung virus Corona. Oleh karena itu … stay safe dan please stay at home.

6 thoughts on “Amankah Berolahraga di Luar Saat Pandemi?

  1. Dari kemarin ragu-ragu terus mau sepedaan, dan postingan ini bikin keputusan saya makin bulat untuk nggak sepedaan dulu. Beberapa waktu yang lalu coba-coba yoga pakai panduan di YouTube. Ternyata lumayan juga buat ngeluarin keringat, Bang Aswi. 🙂

  2. Ih iya seram juga berolah raga di musim pandemic gini. Droplets itu lho, amit-amit kita gak tahu apa kah mereka bawa virus atau gak ya Kang. Kalau pun harus olah raga jaga jarak aman

  3. Boleh ko olahraga di luar asalkan jaga jarak dan pake masker, tapi lebih baik sih cari aman saja olah raga di rumah or halaman sekitar, kita ga tau droplet itu datengnya ka. (begitu kata dokter pribadiku) halagh…
    Nah, kalo aku olahraga tipis2 di rumah plank ama yoga aja..
    Ah, pokonya stay safe n healthy ..

  4. Ulasan yang sangat membantu. Sepertinya lebih disarankan untuk olah raga di rumah saja. Olah raga dgn menggunakan masker juga menurut saya kurang efektif. duhh jadi bingung ya

Leave a comment