Kiriman 2 Buku

Seharusnya sosok itu telah menulis tentang hal ini beberapa waktu yang lalu karena memang tulisan ini lebih ‘fresh’ kalau ditulis pas hari H. Namun apa daya, dengan dalih kesibukan dan lain sebagainya jadilah tulisan ini dimuat sekarang. Ya, ini berkaitan dengan cerita “Cinta Takbutuh Alasan” yang berhasil memenangkan sebuah lomba tentang pengalaman nge-blog. Meski bukan juara utama, namun sosok itu merasa senang ikut meramaikan dan juga mendapatkan kiriman berupa paket buku.

Dan sosok itu telah lupa kapan paket buku itu sampai di rumahnya. Yang jelas, Mbak Anazkia sudah dua kali menanyakan tentang alamat sosok itu baik melalui email maupun inbox di fesbuk. Paket itu adalah berupa 2 (dua) buah buku yang merupakan keluaran Nulis Buku, yaitu “Jerawat Cinta” buah karya Fanny Fredlina dan “Pagi, Cappucino, Buku, Hujan, dan Aku” buah karya Non Inge.

Nulis Buku

“Jerawat Cinta” adalah buku kumpulan cerpen yang diantaranya sudah dimuat pada beberapa media massa. Sebut saja Jerawat Cinta (Harian Indonesia Minggu), Antara Rajawali-Grogol (Harian Indonesia Minggu), Gema Hati Amanda (Harian Indonesia Minggu), Kisah Cinta Oom Piet (Harian Indonesia Minggu), Sepotong Roti Abon (Aneka Yess), Senyum Kemenangan Nabila (Kawanku), Masih Ada Matahari (Fantasi), Kala Sang Tupai Jatuh (Ausindo Magz), dan That Perfect Guy (Media Kawasan). Total ada 12 cerpen yang termuat pada buku ini.

Secara umum, cerpen-cerpen Fanny bercerita tentang dunia remaja. Tentang cinta, perjuangan, kasih sayang seorang ibu, dan ada juga tentang anak jalanan. Intinya adalah interaksi remaja yang dijadikan tokoh terhadap dunia sekelilingnya. Menurut sosok itu, cerpen-cerpen Fanny sudah dianggap baik untuk segmen remaja dengan bukti dimuat di beberapa majalah remaja. Namun, jika ditinjau dari segi penulisan masih banyak kekurangan terutama dalam memaparkan narasi yang hampir mirip dengan kalimat langsung. Akan tetapi bisa jadi ini adalah salah satu ciri khasnya.

Sedangkan “Pagi, Cappucino, Buku, Hujan, dan Aku” adalah buku gado-gado tentang catatan harian yang digabungkan dengan fiksi dan puisi. Semua tulisan di buku ini termuat di blog Inge. Ya, inilah buku tipe hijrah dari dunia online ke dunia cetakan, mirip dengan buku-buku Raditya Dika. Semua tulisannya sudah jelas bercerita tentang dunia Inge yang memiliki nama lengkap Yoeliana Angelina Anastasia sehari-hari. Meski tulisannya dibalut dengan fiksi tetap saja menunjukkan bahwa kisah itu adalah kisahnya atau kisah di sekitar hidupnya. Secara kualitas, sosok itu hanya mengatakan bahwa Inge telah berhasil menyampaikan maksudnya dengan baik meski untuk teknik penulisannya sendiri harus lebih sering diasah lagi.

Sosok itu sebenarnya sangat senang dengan berkembangnya dunia buku saat ini yang jauh lebih modern dari sebelumnya. Jika dahulu untuk menerbitkan sebuah buku itu harus bersusah payah menembus penerbit major, kini beberapa penulis bisa menerbitkan bukunya sendiri melalui jalur indie. Kreativitas tidak bisa dihadang dan dikungkung, namun harus disalurkan pada wadahnya yang baik dan benar. Penerbit indie adalah salah satu peluang yang bisa diambil oleh beberapa orang yang ingin menjadi penulis, tetapi ada beberapa hal yang harus menjadi catatan. Paling tidak, sosok itu menyarankan agar memperhatikan kualitas tulisan dengan melibatkan editor yang mumpuni. Begitupula dengan visual sebuah buku yang melibatkan tata letak, pemilihan font (jenis maupun ukuran), desain cover, ataupun pemilihan judul yang bisa menarik perhatian calon pembaca.[]

Baca juga artikel yang berkaitan atau melihat daftar isi

5 thoughts on “Kiriman 2 Buku

  1. terima kasih sudah mereview buku kumcer saya. memang banyak kekurangan dalam hal narasi. hehehe..apalagi itu cerpen yg dibuat di masa2 awal kepenulisan saya. anyway, thanks ya.

  2. >> fanny : Ya, semua ada prosesnya dan semoga semuanya mengarah pada hal terbaik. Amin. Semangat terus menulisnya … ^_^
    >> Orin : Kalau dah yakin, jangan lupa kirim buku ke Abang hehehe ….
    >> melly : Yang keren tulisannya, ya? ^_^
    Baik, alhamdulillah, Mel. Gimana kabar Bogor?
    >> Asop : Iya, semuanya buku indie karena diterbitkan di Indonesia (gak nyambung).

Leave a comment