Kehidupan ini edan dan teng-teuingan
Itulah mengapa hidup adalah udunan
Asih hanya tersenyum mesem. Pendidikan seks dan bahaya AIDS ditelannya, dan tak butuh lama untuk memuntahnya begitu saja. Masuk telinga kanan, keluar lewat telinga kiri. “Udah basi!” ketusnya. Ia pun tertawa bersama kawan-kawan sebayanya, sambil berbisik tentu saja. Petugas penyuluh dan beberapa relawan bukannya tidak paham bahwa orang-orang yang diterangkan tidak terlalu peduli, hanya saja mereka cenderung membiarkan dan memaklumi. Kampung yang tidak terbilang kumuh itu berdenyut sesuai irama. “Jadi, siapa di sini yang sudah menikah?” tanya Sang Petugas. Hampir mayoritas mengangkat tangan, begitu juga dengan Asih. Yang bertanya malah membelalakkan mata, tak percaya. Asih pun berbisik pada kawan di sebelahnya, “Sudah mau tiga kali.” Lalu tertawa. “Kamu usianya berapa tahun?” tanya Sang Petugas pada Asih tiba-tiba. Yang ditanya mendongak, “Tigabelas.” Kemudian disambut tawa dan tatap heran.