KETIKA ITU….
Seorang ibu merintih kesakitan di pojok kamar yang sunyi….
Anak : Sakitkah, Bu, sakitkah luka yang menganga dan sangat dalam ini?
Ibu : Iya, Nak. Sangat. (sambil meneteskan air mata)
Anak : Oh Ibu… andaikan saya merasakan apa yang Ibu rasa mungkin tidak akan sekuat Ibu.
Ibu : Jangan, Nak, jangan pernah mengharapkan sesuatu yang orang pun enggan untuk memikirkannya sekalipun.
Anak : Kenapa Ibu bisa bertahan selama 5 tahun ini, menahan rasa sakit yang belum ditemukan obatnya?
Ibu : Kau, kalian anak-anakku yang membuat Ibu merasa mampu untuk bertahan dan berharap sembuh. Demi melihat kalian bahagia serta kalau boleh memohon kepada Allah, bolehkah rasa pasrahku ini menghapus dosa- dosaku yang lalu.
Anak : Apa yang Ibu harapkan dari kami?
Ibu : Bimbinglah Ibu. Ingatkan terus untuk memohon ampun kepada Allah, temani saat sakaratul maut akan menjemput. Bisikkan Allahu Akbar berkali-kali, jangan Laailaaha illallah. Ibu takut bila saatnya nanti tidak sempurna mengucapkannya dan mengubah artinya. Doakan agar Ibu sabar dan mampu menghadapi ini semua. Dan bila nanti Allah memanggilku kembali, kalian harus tegar dan jangan menangis. Kalian sudah besar, tangisan tidak akan menolongku. Doa anak-anak yang soleh dan solehah yang akan menolongku….[]
– 1,5 tahun yg lalu di kamar depan rumah kami