Tips Lari: Mulailah Berlari

Mulailah berlari, itu kunci paling utama kalau memang ingin benar-benar terjun ke dunia olahraga lari. Tidak ada tips atau resep paling mujarab selain memulai. Kuatkan niat, lalu mulailah berlari. Yang penting ada sepatu olahraga (gak harus beli sepatu lari yang mahal), pakai celana yang nyaman untuk berlari, dan kaos. Itu saja. Gak perlu ditambahi harus ada gadget mahal, aplikasi lari, atau harus menggunakan earphone untuk mendengarkan lagu-lagu kesukaan. Abaikan itu semua. Sosok itu sendiri tidak terlalu suka dengan earphone, bikin sakit kuping. Tapi kalau sudah punya android, bisa-lah install aplikasi lari seperti Endomondo atau Nike. Ini untuk pendataan ya, bukan untuk ajang pamer.

Mulailah berlari, dan alhamdulillah pagi ini sosok itu baru saja memecahkan lari nonstop lebih dari 5K. Tentu saja ini adalah hal yang membahagiakan karena dirinya belum pernah lari lebih dari itu, apalagi ini kali ketiga sejak mulai rutin lari lagi. Tercatat di Endomondo-nya, dia mulai lari pada 23/9/2014 dengan jarak 5.08K selama 52:23 menit. Lumayan lah karena waktu itu siang terik menjelang harus menjemput anak-anak pulang sekolah. Kecepatan rata-ratanya adalah 5.82 km/jam dengan pace 10:18 menit/km. Sosok itu tidak akan membahas apakah dengan kecepatan lari seperti itu terbilang cepat atau lambat. Sekali lagi angka-angka itu hanya untuk pendataan saja. Titik.

Continue reading “Tips Lari: Mulailah Berlari”

Lari-Lari Cantik

Lari itu sehat
Lari itu cantik
Yang cantik akan semakin sehat
Yang sehat akan semakin cantik

Ngomongin lari lagi, deh. Gak papa, yang penting kan tujuannya sehat. Siapa pun pasti sepakat bahwa sehat itu mahal setelah mengetahui bagaimana rasanya sakit. Bahwa sehat itu wajib bagi semua orang, termasuk kamu. Lari itu olahraga paling murah. Lari itu dasarnya olahraga setelah jalan. Gak harus punya sepatu mahal. Nyeker atau tanpa alas kaki juga bisa. Yang penting kemauan. Tinggal lari aja. Gitu aja kok, repot.

Continue reading “Lari-Lari Cantik”

Event Lari Pertama

Sosok itu sudah lupa kapan pertama kali lari (sebagai olahraga). Seingatnya sih saat masih bekerja di Penerbit Sygma, jadi sekira sebelum tahun 2011. Yang diingat olehnya adalah sepulang kerja langsung lari memutari Binong, banyak jalannya, dan selesai pas azan maghrib. Lalu beberapa kali lari pagi menuju Cidurian, lagi-lagi ada jalannya. Tidak pernah bisa lari full sejauh 1K, atau bahkan lebih. Selalu mentok di angka satu. Mentalnya masih kalah. Masih ada rasa malas untuk terus berlari. Semangatnya masih dikalahkan oleh ‘ketidakmampuan’ untuk terus berlari lebih dari 1K. Alasannya banyak, salah satunya adalah rasa sesak karena memang sosok itu mengidap asma. Penyakit seumur hidup.

Betul, batas malas dan semangat itu tipis sekali. Kedua hal itu bergantung dengan yang namanya mental. Inilah yang harus diwaspadai setiap orang. Pada suatu sore di Jakarta, hampir saja sosok itu tidak jadi lari, hanya karena pas push-up cuma mampu 10 kali, padahal paginya bisa sampai 15 kali. Dia pun hanya tidur-tiduran saja. Akan tetapi mentalnya dibisiki oleh niat yang kuat, “Lari!” Apalagi teringat status Aki yang menyatakan, “7 menit lari sekitaran rumah. Sebelum seisi dunia berubah kita sudah di rumah lagi dan memulai hari tanpa kehilangan apapun. Tanpa ketinggalan apapun. Parhat Apes masih nyapres….” Jadilah dia lari dengan target yang harus jauh lebih baik dari paginya.

Continue reading “Event Lari Pertama”