Sepoi angin dan burung nan riang
Barisan gigi nan rapi dan mata nan hangat
Manusia mencoba berbaur dalam keharmonisan
Kesempurnaan hidup adalah tujuannya
Cantik adalah dambaan setiap perempuan, meski pada dasarnya semua perempuan itu sudah dilahirkan cantik. Ya, Sang Maha adalah Maha Sempurna. Kesempurnaan hakiki yang tidak perlu lagi diragukan. Tidak perlu lagi dipertanyakan. Paling tidak, percayalah bahwa setiap perempuan itu cantik bagi orangtua dan pasangannya. Atau bagi pengagum rahasia yang belum diketahui keberadaannya. Namun manusia adalah gudangnya ketidakpuasan. Meski ada hati yang selalu menjaga manusia setiap saat, mereka dikaruniai nafsu yang sering tidak bisa dibelenggu. Mereka selalu ingin lebih, selalu ingin diperhatikan. Selalu ingin memenuhi mangkuknya yang sebetulnya sudah penuh.
Ummi menarik nafas sejenak di depan rumahnya. Subuh baru saja beranjak. Langit masih gelap, tetapi ufuknya sudah menampakkan kemerahan yang makin merona. Pagi telah tiba. “Dan semoga saja pagi ini juga cantik,” bisiknya tersenyum. Kecantikan alam yang coba dipadupadankan dengan kecantikan hidupnya. Cantik adalah dambaan setiap perempuan, begitu pula bagi ibu dari dua anak itu. Berbagai cara ditempuh agar dirinya tetap terlihat cantik setiap hari, salah satunya adalah dengan aktivitas bersepeda. Aktivitas berkeringat sebagai penyeimbang hidup. Itulah yang dipahaminya sebagai seorang perawat dan juga pegiat sepeda sejak tujuh tahun lalu.
BERSEPEDA ITU SEHAT
Bersepeda adalah salah satu jenis olahraga yang begitu mudah tetapi tetap menyehatkan. Tidak hanya bagi yang mengendarainya tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. Meski sepeda juga berfungsi sebagai alat transportasi, tetapi ia tidak menghasilkan polusi sebagaimana layaknya kendaraan yang membutuhkan bahan bakar alam. Kalau pun ada polusi yang dihasilkan, ia hanyalah keringat pesepedanya. Bersepeda kemudian menjadi gaya hidup yang menyehatkan. Pengendaranya dapat menikmati pemandangan alam yang indah kalau dilakukan ke beberapa daerah yang menunjang. Ia pun menjadi sarana berkumpul bersama kawan-kawan atau keluarga tercinta.
Namun perlu dipahami bersama bahwa kota-kota terus berkembang. Urbanisasi terjadi begitu dramatis sehingga menyisakan beberapa desa yang sepi dari aktivitas warganya. Lahan pesawahan atau perkebunan menjadi terbengkalai. Bersamaan dengan itu, kemacetan menjadi suatu hal yang harus diterima oleh masyarakat perkotaan. Populasi berkembang, kendaraan bermotor juga turut serta, sementara lahan untuk berkendara tidak bertambah. Efek lainnya adalah udara yang semakin tipis dari radar kebersihan akibat gas emisi yang dihasilkan. Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) terus terjadi dan semakin hari semakin parah. Manusia menjadi sesak. Secara alami, mereka berusaha mencari jalan keluarnya.
Eco transport atau alat transportasi yang ramah lingkungan adalah solusi dari problema masyarakat perkotaan ini. Salah satu alat transportasi yang memenuhi hal tersebut adalah sepeda. Nah, di sinilah NGN melihat celah yang menyejukkan tersebut. Komunitas pesepeda perempuan se-Bandung Raya yang biasa dikenal dengan sebutan “Nu Gareulis Ngagowes” itu ingin menjadi bagian dari agen perubahan yang menyehatkan. Mereka mencoba mensosialisasikan budaya bersepeda kepada masyarakat umum, khususnya kaum perempuan, di kota Bandung. Mereka mencoba menyadarkan sebagian besar masyarakat bahwa kaum perempuan juga bisa bersepeda secara aman dan nyaman di perkotaan. Paling tidak, jika belum bisa bersepeda setiap hari, ngabosehlah setiap minggu atau setiap bulan bersama keluarga atau bersama kawan-kawan.
Baca juga:
Tips Bersepeda di Jalan Raya
Sepeda Jauh Lebih Efektif
Bersepeda Bersama Keluarga
Tips Bersepeda Saat Hujan
Bersepeda Bugarkan Jantung
Bersepeda memberikan efek yang positif pada perasaan dan suasana hati. Bersepeda dapat mengurangi depresi atau stres, meningkatkan mood, dan bahkan memotivasi diri. Ada banyak hal tentang manfaat bersepeda dan sudah sering ditulis. Bonus dari semua itu adalah kesehatan. Salah satu kampanye yang dilakukan NGN adalah bersepeda santai atau biasa dikenal dengan funbike. Inilah momen yang tepat untuk dapat dikenal oleh masyarakat luas. Bersepeda bersama dengan tema “Bandung West Java Ngagowes 2017” yang dilakukan pada hari Minggu kemarin (16/7/2017) adalah bukti bahwa mereka benar-benar peduli pada kesehatan diri dan lingkungannya.
Tagline #BandungBersepeda menuju #IndonesiaBersepeda segera menyebar di dunia maya. Salah satu komunitas yang turut membantu menyebarkannya sebagai media partner adalah GenPI Jabar atau Generasi Pesona Indonesia. Inilah laskar digitalnya pariwisata Jawa Barat. Meski secara fisik mereka tidak hadir di lokasi, namun pemberitaannya di dunia maya turut membantu promo acara tersebut sehingga pengguna media sosial bisa mengetahuinya.
Haruka JKT 48 saja bersepeda ^_^
KAMPANYE INDONESIA BERSEPEDA
Ummi terlibat aktif di acara tersebut bersama sang suami, yaitu saya sendiri. Ia berangkat dari subuh tadi dan di sela-sela tanggung jawabnya menjaga stand NGN, ia memperhatikan beberapa pesepeda yang asyik berkumpul. Ada gemuruh di dalam hati betapa ia amat berharap bisa bersepeda hari itu, namun ada kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan. Jumlah peserta yang mencapai seribu orang lebih tentu harus ada yang mengatur. Halaman Gedung Sate yang biasanya tidak terlalu ramai pada hari itu menjadi hiruk pikuk oleh berbagai macam jenis sepeda. Tadinya acara tersebut akan dihadiri oleh Bu Netty Prasetiyani (istri Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan) namun berhalangan. Peserta funbike kemudian dilepas oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Barat, Yudha M. Saputra, dan Ketua NGN, Emak Uwie.
Cantik dan sehat itu penting. Harus saling seimbang dan tidak boleh timpang. Apalagi kalau kecantikan dan kesehatan itu bisa mengimbas pada gaya hidup masyarakat yang lebih luas lagi, tidak hanya di Bandung, tetapi ke seluruh Jawa Barat dan Indonesia. NGN tampaknya memahami bahwa dengan bersepeda, cantik dan sehat bisa diraih sekaligus. Komunitas yang didirikan tujuh tahun yang lalu itu terus menjaga spiritnya dengan mengadakan kegiatan serupa, salah satunya apa yang dilakukan pada 30 April 2017 dengan “Gowes Cantique 5+”. Selepas berkeliling santai dengan bersepeda, mereka pun melanjutkan aktivitasnya dengan beryoga. Senam sederhana dengan lebih berfokus pada pernapasan dan pengendalian diri. Inhale … exhale.
Emak Uwie menyatakan bahwa apa yang NGN lakukan itu bisa berdampak luas, tidak hanya bagi para pesepeda yang telah mengikutinya. “Sampai saat ini pesepeda perempuan masih terlalu sedikit jika dibandingkan oleh laki-laki, padahal sebetulnya bisa lebih banyak lagi. Bisa jadi mereka malu atau takut kalau harus bersepeda sendiri di jalan raya. Nah, komunitas NGN hadir untuk itu. Hayuk atuh ngaboseh sasarengan,” ujarnya. Kalau seorang perempuan mau bersepeda, ia akan lebih mudah mengajak keluarganya untuk bersepeda juga, yaitu anak-anak dan suaminya.
Cantik dan sehat pada akhirnya bisa dimulai dari diri sendiri dengan berolahraga. Bisa dimulai dengan bersepeda dan senam yoga. Melalui acara tersebut, tampaknya mereka ingin membuktikan bahwa kaum perempuan harus sehat dan cantik demi kuatnya pondasi dalam keluarga maupun negara. Kampanye ini diharapkan tidak hanya berhenti di kota Bandung saja, tetapi semoga ke depannya bisa tersebar di Jawa Barat, dan lanjut lagi hingga ke seluruh Indonesia. Bandung Bersepeda menuju Indonesia Bersepeda … amiiin.
Tulisan ini dimuat di Pikiran Rakyat pada hari Minggu, 23 Juli 2017
Kalau Haruka nyepeda, aku ikutan nyepeda juga ah…. Cuz beli sepeda buat pit-pitan.
Minggu kemarin aku mulai sepedaan lagi. Lumayan di Jogja tiap pekan ada acara sepedaan bareng 🙂
Saya prihatin sekarang yang rame itu sepeda motor. Ampun deh penambahan polusi meningkat secara drastis.