Beraksilah Semampumu

Lagi-lagi semuanya berawal dari sebuah mention di twitter. Teh Yuli melalui akunnya @yuliantifirdus atas nama Greenpeace Youth Indonesia atau @GPYouthID menanyakan apakah sosok itu ada waktu untuk berbagi di acara yang akan membahas tentang hutan di Indonesia. Seperti biasa, dia mengiyakan sambil berpikir apa yang bisa dibagi sedangkan dirinya bukan praktisi hutan. Beberapa hari kemudian, barulah dijelaskan bahwa ini berkaitan dengan Lomba #BlogHutan sehingga dia hanya berbagi tentang dunia blog dan kemudian dikaitkan dengan lomba tersebut. Sosok itu baru ‘ngeh’.

Setelah mempersiapkan diri dengan konten-konten yang pernah dituliskan di bangaswi.wordpress.com, pagi tadi sosok itu langsung mendatangi Kampus Unisba di Jl. Tamansari. Tempat acara memang di sana dan waktunya sendiri hanya dua jam saja dari pukul 10.00-12.00. Sosok itu langsung disambut oleh @cannyLV yang penuh dengan semangat. Alumni UPI ini sangat antusias dan terlihat jauh lebih atraktif, terbukti dialah yang langsung menjadi MC plus moderator, lengkap dengan kostum harimau loreng. Luar biasa. Coba saja cari tahu dan berkenalan dengannya, siapa tahu Teh Canny yang cantik ini masih jomblo #eh.

Jadi, format acara #BlogHutan itu adalah bincang-bincang seputar hutan Indonesia dimana Greenpeace Indonesia akan berbagi kisah tentang hutan Indonesia dengan harapan dapat menginspirasi blogger di Bandung untuk menuangkan berbagai kisah hutan dalam tulisan inspiratif. Meski agak terganggu dengan acara di sebelah yang lagi konser nyanyi, acara sederhana ini berlangsung dengan baik dan lancar. Yang pasti, hutan Indonesia perlu suara, perlu solusi, perlu perubahan, dan perlu tindakan. Inilah goal-nya. Sudah pada tahu dong kalau hutan adalah salah satu kekayaan keanekaragaman hayati negara kita yang perlu dilindungi. Degradasi dan deforestasi hutan menjadi tantangan bagi masyarakat di Indonesia. Alhamdulillah, sosok itu pun mendapatkan dukungan dari Outlive berupa 2 (dua) buah Nano HeadNet (pelindung kepala dari serangan serangga selama di hutan) yang dikeluarkan oleh SeaToSummit untuk dijadikan doorprize.

Rencana awalnya, sosok itu akan disandingkan oleh Yuyun Indradi (Juru Kampanye Greenpeace Indonesia) alias @Kaypunk, tetapi ternyata beliau tidak bisa hadir dan akhirnya digantikan oleh @zamzamitanjung. Aktivis yang berasal dari Pekanbaru ini bercerita tentang apa itu Greenpeace dan hutan di Indonesia. Perlu diketahui bahwa hutan-hutan di Indonesia itu kaya akan gambut, yaitu lahan yang banyak mengandung karbon dengan ketebalan mencapai satu meter hingga 12 meter. Seperti spons/busa, gambut ini menyerap karbondioksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil sebagai sumber energi. Ketika gambut dikeringkan dan dibakar akan menjadi sebuah bom karbon, mereka melepaskan hampir dua milyar ton karbondioksida berbahaya setiap tahun. Namun realitasnya, banyak hutan yang dibabat untuk dibuka menjadi pertanian kelapa sawit yang jelas dikuasai atau dimonopoli oleh perusahaan minyak goreng. Atau bisa saja hutan dibabat untuk diambil kayunya oleh perusahaan pulp/kertas.

Efeknya pun menjadi luar biasa. Asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan tidak hanya menyebabkan manusia mengalami penyakit ISPA, tetapi juga menghasilkan efek Gas Rumah Kaca (GRK). Bumi pun semakin hari semakin panas dengan iklim dan cuaca yang cenderung ekstrem. Padahal manusia membutuhkan hutan dengan luasan besar untuk ‘meredam’  dan melawan perubahan iklim dan menjaga bumi. Tetapi yang terjadi kita melakukan sebaliknya. Kita Menghancurkan Hutan! Pengrusakan hutan menyumbang 20% dari emisi GRK setiap tahun. Dan lebih banyak lagi emisi yang dihasilkan dari seluruh dunia seperti dari mobil, truk, kereta, kapal, dan pesawat di 2004. Hewan-hewan yang ada di dalamnya pun terancam punah.

Harimau Sumatera adalah salah satu kekayaan dari keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia dan saat ini berada di ambang kepunahan. Hutan yang merupakan rumah mereka dihancurkan untuk perkebunan kayu, sawit, pertambangan, dan lainnya. Auman harimau bukan lagi auman ‘kebanggaan’ tetapi auman rintihan dan kemarahan karena rumahnya telah hancur. Luas area hutan yang hilang pada 2009 telah mencapai angka 2,24 juta hektar, bandingkan dengan angka 397 ribu hektar pada 2003. Pengamatan udara oleh Tim Mata Harimau pada Mei 2011 menyajikan pemandangan yang amat menyedihkan. Perusahaan pemasok pulpwood APP seperti Mutiara Sabuk Khatulistiwa, Ruas Utama Jaya, dan Balai Kayang Mandiri telah melakukan penghancuran hutan alam secara masif dan tidak terkontrol. Mengerikan.

Sosok itu lalu berbagi apa yang bisa dilakukan oleh seorang blogger. Sederhana saja, yaitu menuliskan apa yang disaksikan, apa yang didengar, dan apa yang dirasakan. Tidak perlu dengan asumsi atau wacana keilmuan yang belum tentu menguasai, tetapi cukuplah dengan apa yang dirasa oleh panca inderanya. Bisa mengikuti kampanye yang ada, apakah itu terlibat dengan aksi bersepeda, penanaman, atau seminar dan diskusi ringan, apapun. Semua itu bisa dituliskan di blognya masing-masing. Dengan begitu, kampanye penyelamatan hutan akan tersebar secara luas. Akan ada banyak orang yang akan membaca dan memahami kondisi yang sebenarnya. Apalagi Greenpeace Indonesia atau @GreenpeaceID juga punya program Kompetisi Penulisan #BlogHutan Indonesia sampai 15 Februari 2014. Ayo, tunjukkan bahwa kamu juga PEDULI![]