Me Time: The Journey

Doh! Sudah lama ya …
Tak kusentuh blog ini seperti biasanya
Dicuekin hingga laba-laba bersarang
Dan hati ini pun tak tenang

Ya, ada banyak hal yang membuat sosok itu tidak menulis sesering yang pernah dilakukannya tahun lalu. Sebut saja mengurus keluarga atau kesibukan mencari segenggam berlian. Belum beberapa amanah yang cenderung meningkat pada awal tahun 2012 ini. Salah satunya adalah menjadi kontributor di salah satu rubrik Harian Pikiran Rakyat, koran lokal Jawa Barat, yang kebetulan tak jauh dari hobi sosok itu yaitu bersepeda. Alhamdulillah.

Di sela-sela aktivitas itu, sosok itu tetap memiliki waktu untuk sendiri: Me Time. Kesendirian, individual, keheningan, kesunyian, atau apa pun namanya adalah sebuah proses penghayatan diri dan mengevaluasi beberapa kejadian yang telah lewat. Sendiri di sini pun tidak hanya bermakna harus jauh dari hiruk-pikuk manusia di sekitar tetapi kesendirian di sini adalah tanpa dialog. Diam di mulut tetapi tidak diam pada penglihatan, pendengaran, maupun pikiran.

Inilah sosok itu yang masih menggemari kegiatan bersepedanya. Menyusuri jalan, menantang teriknya matahari, atau meresapi dinginnya suasana basah diguyur hujan. Menapaki kehidupan perkotaan dengan suasana perempatan jalan yang berkesan monoton; ditandai dengan lampu hijau untuk berjalan, kuning untuk berhati-hati, dan merah untuk berhenti. Saksi bisu beberapa reklame pun memandang manusia dari sudut pandang yang berbeda. Sementara kalau kita mau bersusah payah menapaki jarak berkilo-kilometer akan ditemui pemandangan pesawahan dan pegunungan yang sejuk. Dan kedua hal yang berbeda itu adalah pilihan hidup.

Tak jarang, kita akan menemukan sesuatu yang exciting. Sesuatu yang di luar dugaan dan seringkali kita takjub dengan hal itu. Namun kalau kita selami lebih dalam lagi, sebenarnya hal itu bisa jadi adalah hal yang biasa saja dan sering kita lewati. Ada banyak contoh tentang hal ini. Apakah pedagang kupat tahu yang biasa ‘nongkrong’ di depan sebuah showroom mobil, tukang becak yang sayup-sayup memejamkan matanya di pertigaan depan komplek militer, atau mungkin para pemanggul kardus yang rajin keluar masuk sebuah toko grosir. Semuanya bermakna kalau kita mau selami. Dan di luar itu semua, bisa jadi kita akan menemukan keajaiban di sore hari: seperti pelangi.

Dalam kesendirian, sosok itu mencoba ‘menikmati’ semua keindahan yang terpampang di depan matanya. Genangan air, balong, pesawahan, awan, para tunawisma, pengamen, orang-orang yang dibonceng motor, atau para penumpang angkot. Semuanya memberikan pelangi. Masing-masing memiliki jalur dan kekhasan tersendiri. Tidak bisa dipaksakan untuk pindah atau menyeberang. Dan semuanya itulah yang kemudian menciptakan pelangi. Pelangi kehidupan.

Kemudian, berkreatiflah dalam hidup. Anda akan menemukan keindahan yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya. Apapun itu. Sesuatu yang berbeda, meski nantinya dibilang aneh. Jangan pedulikan hal itu. Tidak ada salahnya mencoba dan Anda akan menemukan perubahan yang memang tidak begitu drastis. Akan tetapi akan kesenangan di sana meski sejenak. Sosok itu sendiri? Ah, menggantungkan sepeda di salah satu dahan pohon pun juga merupakan kenikmatan.

Spidi dan Sawah

Jadi, nikmati hidup Anda….[]

12 thoughts on “Me Time: The Journey

  1. >> Nchie : Iya, itu pelanginya luar biasa besar dan utuh. Cheeeeees eh … kejuuu!
    >> Roni Yusron : Baca juga? Terima kasih …
    >> Fahrie sadah : Yuk ah!
    >> Puteriamirillis : Alhamdulillah baik, Putri. Syukurlah kalau dah beli sepeda, tinggal dipakai dan jangan didiemin aja di garasi, ya.
    >> elvira157 : Alhamdulillah diberi kesempatan….

  2. Kita memang butuh sesekali untuk sendiri ya Bang..
    Bukan untuk lari dari kewajiban, tapi untuk merefresh akal dan fikiran..

    Eh, saya juga baru mencoba bersepeda lho, mudah-mudahan bisa rutin bersepeda setiap pagi. Biar sehat kayak Bang Aswi, hehe.. 🙂

  3. >> vizon : Ya, itulah mengapa kita diwajibkan bermuhasabah setiap harinya. Oh ya, alhamdulillah. Mungkin kalau saya ada waktu ke Jogja bisa bersepeda bersama ya ^_^

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s