Kembali Mengingat

Masa lalu bisa jadi menjadi sejarah dan kemudian berserakan laksana sampah-sampah yang enggan dilirik. Akan tetapi masa lalu bisa menjelma sampah emas hingga sejarah pun terlihat paripurna dan bersinar terang menyinari kehidupan kita saat ini. Akankah masa lalu kita seperti itu atau dibiarkan saja membusuk di sudut-sudut sejarah kehidupan? Hanya kita yang bisa mengubahnya. Kalau tidak sekarang, tentu akan dibilang terlambat sementara orang lain sudah menikmati sejarahnya.

Sosok itu sendiri tidak bisa memastikan sejarahnya berkilauan seperti emas atau tidak, yang pasti hidupnya pada masa lalu amatlah berharga sehingga bisa mengubah pribadinya pada hari ini. Bukan hanya perubahan yang besar tetapi juga perubahan yang kecil pun sangat berpengaruh. Ibarat kerikil yang terus menghadang dalam roda kehidupan setiap manusia, jika tidak segera diatasi atau dibersihkan tentu akan menumpuk menjadi bebatuan raksasa yang pasti akan semakin sulit dienyahkan. Untuk itu, mari bersihkan dan atur agar kerikil itu bisa menjadi tonggak sejarah keberhasilan kita di masa yang akan datang.

Salah satu faktor yang mungkin dianggap remeh adalah permainan. Ya, permainan masa kecil yang pastinya sangat berpengaruh dalam kehidupan kita saat ini. Alhamdulillah, masa kecil sosok itu laksana bocah petualang sejati. Berkelana dari satu tempat ke tempat lain sambil sesekali dikejar anjing, berenang di tepi lautan atau ke tengah dengan perahu nelayan, bermain dampu menggunakan batu kali, atau mengejar layang-layang dari satu genteng rumah ke genteng rumah lainnya. Semua itu membentuk pribadinya yang liar dan tidak mau diam. Jika ada masalah, harus dicari solusinya sampai ketemu meski harus belajar sendiri atau bahkan mengemis dari keahlian orang lain untuk diambil keilmuannya.

Satu permainan yang paling diingatnya adalah egrang. Tidak ada kata pasti tentang permainan ini dalam bahasa Inggris sehingga tampaknya kata ‘egrang’ pun sudah mewakilinya di belahan dunia manapun. Egrang adalah permainan dari bambu sebagai ganti kaki normal sehingga lebih tinggi dari sebenarnya. Di tanah Sunda sendiri egrang juga dikenal sebagai jajangkungan yang artinya menjadi jangkung atau tinggi. Sejak kecil bercengkerama dengan egrang membuat sosok itu ahli mempermainkannya termasuk mengikuti lomba agustusan di kompleksnya, meski tidak menang. Dan kini, ternyata sosok itu masih bisa menguasainya. Subhanallah, ada sensasi luar biasa saat memainkannya kini.

Permainan lainnya yang tak kalah seru adalah ayunan. Bisa jadi ini permainan sederhana, tetapi bagi yang tidak terbiasa tentu akan menjadi jerih dan bahkan pusing-pusing. Beberapa anak sebaya sosok itu dahulu juga ada beberapa yang sedikit takut. Dan sosok itu lagi-lagi menunjukkan keberaniannya dengan kecepatan yang luar biasa dan bahkan sampai berdiri untuk memainkan ayunannya. Begitu pula dengan perosotan yang (lagi-lagi) tidak semua anak berani melakukannya. Lalu, apa yang terjadi kalau sosok itu bermainan ayunan dan perosotan saat ini. Silakan dinilai sendiri. Yang pasti sosok itu merasakan sensasi yang luar biasa dari semua permainan itu. Bagaimana dengan kamu sendiri?[]

One thought on “Kembali Mengingat

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s