Benih itu
Ya, benih itu
Benih yang seharusnya kujaga
Kurawat dan kukasihi
Dengan cinta yang sebenarnya
Benih itu telah kubiarkan teronggok
Di sana, di tumpukan
Di tempat yang tidak sebagaimana mestinya
Di tempat yang para petani pun enggan menyentuhnya
Dan aku malah membiarkannya
Di sana
Benih itu pasti sakit
Benih itu sudah pasti menderita
Keinginannya untuk memunculkan tunas telah hilang
Harapannya untuk semerbak telah lenyap
Aura kehidupan benih itu sudah mati
Benih itu telah membenci sang petani, aku
Sang petani pun harus bertanggung jawab
Aku tidak boleh menyia-nyiakan benih itu
Aku harus menanamnya
Kuambil benih itu dengan rasa cinta
Rasa yang sebenarnya
Seperti ketika aku membelinya dengan rasa cinta
Kutanam benih itu dengan sepenuh hati
Berusaha kembali memupuknya dengan rasa cinta
Menyiraminya dengan air kasih sayang
Menjaga dan merawatnya dengan kelembutan hati
Aku berharap benih ini bisa berkembang
Bisa tumbuh kembali dengan semerbak
Tumbuh dan berkembang menjadi bunga terindah
Bunga tercantik yang pernah ada di hati sang petani
Entahlah
Mungkin akan butuh waktu bertahun-tahun
Bisa jadi akan memakan waktu selamanya
Tapi aku takpeduli
Aku harus merawat dan menjaganya
Itu janji dan tekadku, sang petani
Ya Rabb, jaga-kuatkan hati dan tekad ini
menanam benih
merawat dan menjaga
sungguh tugas mulia
terhadap apa saja
bagi siapa saja
Bukan lautan hanya kolam susu, tapi petani dan nelayan masih miskin
http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/11/15/indonesia-kolam-susu-tapi-nelayan-dan-petani-miskin/
>> Akhmad : Insya Allah ya, Mad … ^_^
>> poberson : Mari kita upayakan agar mereka tidak lagi miskin, minimal tidak miskin ilmu ^_^