Takhentinya mereka memandang dari balik guling dan Panda kesayangan, melihat umminya pulang bekerja dengan muka murung. Mereka terdiam, tidak ada rengekan seperti biasa, hening….
Pun ketika umminya berbaring di samping mereka. Hanya ada diam … sampai ada suara dari mulut umminya. “Sini, Ummi peluk…” Berlomba-lomba mereka mendekati umminya.
Kakak Bin bertanya, “Ummi menangis? Kenapa?” Adek Anin berkata, “Aku nggak nakal, aku nurut sama Ummi.” Ummi hanya tersenyum, “Ummi sayang kalian semua…” Abi mematung, hanya mampu berkata, “Ayo, kita tidur.”
Keesokan harinya mereka menyambut Ummi dengan binar kasih sayang, rengekan manja kembali terdengar. Sesekali mengekor kemana pun Ummi melangkah. Bahkan saat mandi sore, Adek Anin meraung ingin segera bersama umminya. Pun ketika umminya berusaha beristirahat sambil berbaring, Adek Anin mengikuti dan berkata, “Ummi menangis?”
Ummi tersenyum dan menjawab, “Nggak, Nak. Kenapa memang?” Adek bilang, “Kenapa mata Ummi kedip-kedip terus?” Ummi jawab, “Mata kita memang harus berkedip, Dek.” Adek melangkah seraya membalikkan badan, bertanya kembali, “Ummi nggak nangis, kan?” Kakak sambil merajuk berkata, “Ummi cantik, Kakak sayang Ummi.” Sambil memoyongkan bibirnya, “Sun Kakak, Mi. Sun Kakak banyak sekali di muka dan leher. Kakak ingin Ummi peluk juga.”
Ya Allah … betapa berharganya hidup ini untuk disesali, dibuang-buang percuma. Mereka terlalu indah untuk tidak dinikmati. Terima kasih yang sangat … Engkau mengirimkan mereka padaku. Mampukan kami orang tuanya dapat memberikan kasih sayang yang berlimpah, mendidiknya, dan menjadikan mereka anak-anak solehah.[]
terharu bacanya..jadi pingin segera pulang kerumah untuk “sun” kinanku sepuas puasnya..:) hmmmmm….
Meski terlambat, mumpung masih bulan syawal, saya dari lubuk hati yg paling dalam ” mohon maaf lahir dan batin” untuk keluarga bang aswi dari mama kinan’s family..
waktu sekejap yang penuh cinta menghapus lelah seharian. Anak-anak adalah permata.