Berbicara tentang buku memang tidak ada habisnya. Benda yang satu ini, selain merupakan barang bersejarah yang telah ada sejak ribuan tahun lalu, juga merupakan representasi budaya manusia dari masa ke masa. Perkembangan buku dari segi fisik saja telah mengalami perubahan yang cukup signifikan, hal ini juga disesuaikan dengan sejarah tulisan itu sendiri dan peralatan yang terlibat di sana. Peralatan pendukung sebuah buku sebenarnya hanya terbagi dua saja, yaitu alat tulis dan medianya. Jika pada masa pertama kepenulisan menggunakan media seperti batu atau tulang, alat tulisnya tentu adalah benda-benda keras seperti batu runcing. Media tulis kemudian berkembang ke arah daun papirus hingga ke kertas, otomatis alat tulisnya juga disesuaikan hingga dikenal adanya tinta dan percetakan.
Mengintip wikipedia berbahasa Indonesia, buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun dan kemudian membacanya berulang-ulang. Berabad-abad kemudian di Cina, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut mempengaruhi sistem penulisan di Cina di mana huruf-huruf Cina dituliskan secara vertikal yaitu dari atas ke bawah.
Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Cina berhasil menciptakan kertas pada tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu yang ditemukan oleh Tsailun. Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11 Masehi. Di sinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg, perkembangan dan penyebaran buku mengalami revolusi. Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku.
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan Internet (jika aksesnya online). Sedangkan menurut KBBI, buku adalah lembaran kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Buku biasa disebut dengan kitab meski saat ini sering dikaitkan dengan sesuatu yang sakral.
Akan tetapi buku menjadi media yang sangat berbeda saat benda ini diserahkan pada Kyle Bean, seorang ilustrator dan desainer asal Inggris yang mencap dirinya sebagai “pembuat segala”. Di tangannya, buku tidak lagi sebagai benda yang dibaca tetapi berubah total sebagai media desain yang menarik dan unik. Contoh yang paling menarik adalah karya desainnya yang berjudul “The Future of Books” seperti yang terlihat di atas, dimana idenya berdasarkan kepercayaan kebanyakan orang bahwa masa depan buku telah tergantikan oleh komputer. Di luar pro dan kontra yang ada, saya sendiri termasuk yang tidak percaya karena saya yakin buku akan terus bertahan sampai teknologi sudah paling canggih sekalipun.
Karya-karya Kyle Bean yang menikmati dunia membangun ide kreatif sudah tersebar di mana-mana, baik berupa animasi maupun bentuk 3D. Lulusan Universitas Brighton (Juli 2009) ini bekerja lepas meskipun sering terlibat juga pada beberapa proyek bersama New York Times, Hermes & Liberty, BBC, Ford, atau Rizzoli/Universe. Beberapa penghargaan yang pernah didapat desainer yang suka berpameran ini adalah masuk sebagai nominator Metro Re-create Competition (Mei 2009) dan Penguin Design Awards (Juni 2009). Beberapa karya lainnya yang berhubungan dengan buku dapat dilihat di bawah ini.
Semoga saya sendiri, termasuk sobat baraya semua, bisa mengikuti jejak kreatifnya yang luar biasa. Tidak hanya memunculkan desain-desain yang unik, tetapi juga di luar kebiasaan. Sebagai catatan terakhir, desain buku yang ia ciptakan bukan dari buku utuh, melainkan ia membuat desain cover dan judulnya sendiri, sementara isi bukunya tetap mengambil dari buku yang telah ada. Untuk hal yang terakhir saya masih tidak bisa menerimanya karena bagaimanapun tulisan yang ada pada buku yang bersangkutan juga merupakan karya seni yang harus dihargai. Bagaimana menurut sobat baraya?[]
waduuch.
cerdass..!
[aku selalu ka9um dan jatuh cinta den9an oran9 oran9 yan9 cerdas :oops:]
keren yah ban9?
hemm buku buku dirumah amsih tersimapn dlm sususan rak,hemm enakknya diapain yah 🙄
btw..uda aku kirim ulan9 ban9,cikeedoot yaahh.^_^
beneraaaaan uda ke send kok @_@
>> wi3nd : Memang cerdas, apalagi orang2 yang kreatif. Kalau tidak cerdas, mana bisa kreatif V^_^ Buku yang di rumah dijualin aja atau dikasih ke tetangga, kalau diapa-apain bisi nggak laku lagi huehehehehe … oke, OTW!
gmn pun bentuknya yang penting isi tulisan dari buku itu. ya ngak bang….
salam kenal ya…
buku.. ah .. segalanya dia bagiku…! jika sedang ada di gramed, rasanya ingin semua jenis buku saya beli 🙂 ..
saya juga sepakat bahwa sampai zaman secanggih apapun, buku akan tetap kita butuhkan… makasi telah berbagi ilmu disini,…
Kyle Bean, saya pernah membaca sedikit artikel ttg dia… manusia dengan daya kreatifitas dan imagi yang luar biasa ya…
>> orange float : Ya, yang penting isi tulisannya. Hanya saja kalau sudah menjadi karya di atas, sulit juga. Makanya saya tidak setuju dengan Kyle Bean karena merusak karya tulisan yang ada.
>> ceuceu : Ya, buku adalah segalanya. Sama2, Ceu. Ya, kita bisa mengikuti jejak kreativitasnya. Masih muda lagi….
Indonesia khususnya Bandung…byk yg kreatif!
>> ade truna : Satujuuuuuuu…!
dulu saya pernah membaca lengkap sejarah ditemukannya buku..
nggak bisa membayangkan buku pertama kali itu seperti apa..kertas yang berbahan dasar papirus aja saya belum pernah memegangnya..
perkembangan zaman memang menyebabkan arti kitab condong ke arah yang sempit yaitu berhubungan dengan agama atau keyakinan..
===
menjawab pertanyaan di blog saya
kayaknya sudah terjawab di posting saya cuma tidak ada fotonya. silakan dibaca kembali. terima kasih
>> annosmile : Buku pertama yang berbahan daun papirus adalah berupa gulungan2 kuno yang diikat dengan tali seperti pada film2 Cina. Oke, langsung otw!
terima kasih atas kunjungannya
karena saya baru pertama kali makan mungkin baru sedikit info yg saya tahu cuma blengong saja..kalau tongki saya malah baru tau..
terima masih atas masukan dan tambahannya..
jangan kapok berkunjung ke gubuk saya yg serba kekurangan ini
salam
eh..hampir lupa..
informasi dari mas saya gunakan untuk memperbaiki artikel saya. terima kasih koreksinya
>> annosmile : Sama-sama, Mas. Kita saling melengkapi saja. Terima kasih juga sudah mengunjungi blog hijau ini … ^_^
waaaaaaaaaaaah
bagus2 desain bukunya
weew. itulah manusia selalu mencoba hal hal baru. mungkin nasibnya juga akan seperti lampu pijar yg dewasa ini sudah tergantikan oleh neon, bahkan Led. yg penting bagi saya buku masih bisa di baca seperti lampu yg terus bisa menerangi. dan tentang desain buku mungkin sebagai bentuk inovasi agar buku masih tetap eksis . walau sudah sedikit digantikan oleh barang” elektronik. namun kita juga harus mengambil segi positif dari hal ini . apalagi adanya kampanye hemat kertas selamatkan bumi. tetap ada kontrovesi 🙂
>> Eel : Terima kasih atas tambahannya. Semoga dunia perbukuan dan desain bisa saling bersinergi….
wuihh..desain bukunya unik. tapi untuk saya, desain bukunya mungkin cukuplah menjadi pajangan saja karena saya masih terpaku pada buku dengan disain konvensional. takutnya buku yang berdesain macam2 itu malah bikin saya jadi tidak menikmati isinya..
btw, salam kenal..
>> Ipul : Ya, memang hasil karyanya tidak untuk dibaca, melainkan dinikmati tampilan fisiknya. Untuk kegiatan membaca, buku konvensional dianggap yang enak untuk dibaca … ^_^
buku paling enak yang segiempat hehehe
aku suka banget dengan buku
>> julie : tapi tidak harus segiempat kaku, bisa dimacam2in, jul….
Buku emang gak akan hilang dari hati penikmatnya
Buku adalah keidahan, da keindahan itu sempurna jika kita membacanya 🙂
wakwakkaw itu laptopna bentukna kek buku owq heheh kerennn
berkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya he
salam blogger
makasih
😀
heheh sayang sekali saya bukan kutu buka
klo liad buku gitu langsung pingin bo2 bawaaanya
blogwalking
>> achoey : Satujuuuu!
>> darahbiroe : Okewh, terima kasih atas komentarnya….
Buku-bukunya unik ya bentuknya, saya sampai menyipitkan mata biar bisa puas melihat :).
Di rumah saya ada banyak buku juga. *tp banyak jg yg belum saya baca: )
>> zee : Iya, terlalu kecil ya gambarnya? Sengaja biar bisa kelihatan semua. Kalau mau yang gedhe, harus mengunjungi situs yang bersangkutan. Yuk ah, dibaca….
Kreatif. Saya masih suka buku yang bentuk konvensional. Salam
>> alris : Setuju!
>> ladyulia : emang bagus2 ^_^
>> antok : dulu saya pun begitu, buku tebal dijadikan bantal ^_^
@ bang aswi :
enak ajah dikiloin *n9ambek!
nda akan ban9!buku buku itu akan aku simpen,insya allah klu da banyak mu bikin taman bacaan,jadi bisa dibaca ama semua oran9 [ yan9 mau baca he he]
>> wi3nd : Nah, itu baru pecinta buku sejati plus pecinta anak2. Abang dukung lah!