Tulisan Umiku

KETIKA ITU….

Seorang ibu merintih kesakitan di pojok kamar yang sunyi….

Anak : Sakitkah, Bu, sakitkah luka yang menganga dan sangat dalam ini?
Ibu : Iya, Nak. Sangat. (sambil meneteskan air mata)
Anak : Oh Ibu… andaikan saya merasakan apa yang Ibu rasa mungkin tidak akan sekuat Ibu.
Ibu : Jangan, Nak, jangan pernah mengharapkan sesuatu yang orang pun enggan untuk memikirkannya sekalipun.
Anak : Kenapa Ibu bisa bertahan selama 5 tahun ini, menahan rasa sakit yang belum ditemukan obatnya?
Ibu : Kau, kalian anak-anakku yang membuat Ibu merasa mampu untuk bertahan dan berharap sembuh. Demi melihat kalian bahagia serta kalau boleh memohon kepada Allah, bolehkah rasa pasrahku ini menghapus dosa- dosaku yang lalu.
Anak : Apa yang Ibu harapkan dari kami?
Ibu : Bimbinglah Ibu. Ingatkan terus untuk memohon ampun kepada Allah, temani saat sakaratul maut akan menjemput. Bisikkan Allahu Akbar berkali-kali, jangan Laailaaha illallah. Ibu takut bila saatnya nanti tidak sempurna mengucapkannya dan mengubah artinya. Doakan agar Ibu sabar dan mampu menghadapi ini semua. Dan bila nanti Allah memanggilku kembali, kalian harus tegar dan jangan menangis. Kalian sudah besar, tangisan tidak akan menolongku. Doa anak-anak yang soleh dan solehah yang akan menolongku….[]

– 1,5 tahun yg lalu di kamar depan rumah kami

MOHON DIJAUHKAN

Seorang gadis belia usia 20 tahun datang ke RS ditemani seorang ibu dan 2 orang temannya, tampak meringis kesakitan akibat tabrakan. Pengendara motor yang menabrak taksi yang ditumpanginya tewas. Ehmm… jam segini? Sepagi buta gini dengan baju sexi super ketat dan tercium bau minuman keras? Dari mana kalau bukan…?

Ibu dengan sorot mata yang mendung, kecewa, setengah nggak percaya melihat putri semata wayangnya (yang selalu dia bangga-banggakan berbuat sesuatu yang jauh dari norma-norma yang dia ajarkan). Sedih melihat kondisi putrinya, sekaligus marah dan tidak bisa menerima kelakuan putrinya, seolah kecolongan.

Ngeri ngebayangin kalau itu terjadi sama anak-anakku setelah berusaha menjaga supaya mereka menjadi anak yang baik dan solehah. Ya Allah jangan sampai…. Umi nggak tahu dengan siapa mereka bergaul dan apa yang sedang mereka kerjakan dan rasakan.

Semoga Umi bisa menjadi ibu yang baik, yang selalu mereka butuhkan kapan pun dimana pun. Selalu menjadi tumpuan hidup mereka, yang bisa menenangkan hati yang sedah gundah, dan bisa jadi penyemangat hidup mereka dikala susah dan senang. Semoga diajauhkan dari hal-hal yang buruk, amin….[]

16 thoughts on “Tulisan Umiku

  1. amin Ya Rabb..

    wahai Dzat yan9 membolak balikan hati

    tepapkanlah ahti kami pada iman islam
    dan smo9a kami semua menin99al dlm keadaan khusnul khotimah.. amin

  2. Menjadi umi tampaknya harus menjadi lilin yang rela hancur guna menerangi dan memberi energi hidup anaknya..

  3. aamiin… tugas dan tanggungjawab menjadi orangtua memang berat, dunia akhirat untuk anak2nya. moga2 qta smua jd orangtua yg sukses

  4. >> Ei : Amiiin juga….
    >> Ummi Emma : Tapi kehancurannya masih bisa dimanfaatkan lagi untuk menyalakan api baru ^_^
    >> Ambhita : Insya Allah bisa….
    >> Vani : Amin ya Allah….

  5. Sedih, jadi teringat ibu saya yang sedang sakit.
    “bolehkah rasa pasrahku ini menghapus dosa- dosaku yang lalu” , Mungkin benar ya pasrah menjadi jawaban yang sepertinya bukan jawaban ketika kita sedang mengalami hal berat. Kepasrahan bukan berarti menyerah , tapi seperti menjadi alasan baru untuk bertahan 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s